Lovely Bekasi: Sejarah
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

14.12.18

Gedung Juang 45 Tambun, Bukti Sejarah Perjuangan Masyarakat Bekasi

Gedung Juang 45 Tambun

Bangunan yang bernama Landhuis Tamboen yang berarti Gedung Tinggi (sebelum masa Revolusi Nasional) ini merupakan Sebuah situs Paling bersejarah yang terletak di daerah kecamatan Tambun Selatan, Pemkab Bekasi. Dimana pada masa itu bangunan ini merupakan pusat tanah Partikelir milik keluarga "Khouw Van Tamboen" (Partikelir : Bukan Milik Umum).

Dulu Gedung Juang 45 Tambun Bekasi dan stasiun Tambun pernah dihancurkan dan lokasinya terletak tepat persis dibelakang gedung ini, kedua gedung ini bergaya arsitektur ala Art Deco dan keduanya pula merupakan satu peninggalan sejarah yang tidak dapat dipisahkan.

Sejarah Gedung Juang 45 Bekasi


Gedung Juang 45 Tambun Bekasi saat itu dibangun dengan dua tahap oleh "Khouw Tjeng Kee", "Luitenant der Chinezen". Ia adalah seorang baba bangsawan dan juga tuan tanah, dulu ia mempunyai 2 saudara pria, Luitenant Khouw Tjeng Tjoan dan Luitenant Khouw Tjeng Po. Sang Ayah dari mereka juga merupakan seorang tuan tanah bernama "Luitenant-titulair der Chinezen Khouw Tian Sek".

Ketika Luitenant Khouw Tjeng Kee tiada, hak kepengurusan tanah partikelir dan Landhuis Tamboen akhirnya jatuh ke tangan putra sang "Luitenant", yaitu "Khouw Oen Hoei". Ia adalah adik "OG. Khouw" yang dimakamkan di TPU Petamburan (Mauseloum OG Khow). Sepupu mereka yang paling terkenal pada masa kolonial itu adalah Khouw Kim An, Majoor der Chinezen terakhir di Batavia, yang tak lain adalah putra paman mereka sendiri, Luitenant Khouw Tjeng Tjoan.

Tahap pertama pembangunan Gedung Juang 45 di mulai pada tahun 1906, dan rampung pada tahun 1910. Dan tahap ke-duanya pada tahun 1925. Menurut sejarah, Jalan Hasanudin yang dulu tepat di halaman depan Gedung Juang banyak ditanami oleh pohon mangga yang pada saat itu tidak begitu familiar di kalangan masyarakat Tambun Bekasi.

Landhuis dan tanah "partikelir" Tamboen juga pernah disita dari keluarga Khouw van Tamboen pada tahun 1942 di tengah penjajahan Jepang. Pada saat perang kemerdekaan melawan Penjajahan Belanda, Gedung Juang 45 kala itu terkenal dengan nama Gedung Tinggi dan dijadikan tempat pertahanan oleh para pejuang kemerdekaan yang itu berpusat di wilayah Tambun dan Cibarusah.

7.12.18

Sebuah Kata Chandrabaga, Menjadi Awal Terbentuknya Nama Bekasi

Asal Terbentuknya Nama Kota Bekasi

Nama Bekasi bukanlah nama sembarangan yang di buat asal-asalan di awal terbentuknya nama Bekasi. Nama kota Bekasi telah tercatat dalam sejarah yang tertulis dalam Prasasti Tugu peninggalan Zaman Kerajaan Tarumanagara.

Seperti yang tertulis di Prasasti Tugu, Sungai Candrabhaga pernah digali oleh Rajadirajaguru dan Sungai Gomati pernah digali oleh Purnawarman pada tahun ke 22 dimasa pemerintahannya waktu itu.

Di zaman pemerintahan Purnawarman sungai yang digali tersebut merupakan ide untuk menghindari bencana alam seperti banjir dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.

Nama Bekasi juga diambil dari nama sungai Candrabhaga. Yang jika di artikan secara fisiologis "Candra' berarti bulan atau sasi yang di ambil dari bahasa Jawa kuno, dan "Bhaga' berarti bagian. Jadi bila di satukan berarti bagian dari bulan.

Dahulu pengucapan kata candrabhaga terkadang berubah jadi sasibhaga atau bhagasasi. Tapi dalam pengucapannya sering di sebut bhagasasi, dan sering di tulis bacassie karena pengaruh bahasa Belanda saat itu.

Nama Bacassie juga pernah di temukan di sebuah plang stasiun lemah abang. Akhirnya seiring berjalannya waktu nama Bacassie berubah menjadi Bekasi yang di pakai hingga sekarang.

Nama Chandra Baga saat ini tak begitu saja hilang.. justru nama ini sekarang di pakai untuk nama sebuah jalan yang letaknya di Pondok Ungu Bekasi Utara.

Suka Bekasi? Apa komentarmu mengenai kota Bekasi? Berikan komentar anda Anda mengenai Kota Bekasi di bawah ini ya. 

Ad Placement

Intermezzo

Travel

Teknologi